Makna Berbagi dan
Pengalaman dari Penjara
“Kenapa Abah bawa orang gak kenal ke rumah?”, suatu saat Ibu
saya pernah bertanya.
“Abah kasihan, ketemu orang itu di kereta katanya dia gak
punya pekerjaan dan gak tau tujuan”, kira-kira begitu yang Abah bilang beberapa
puluh tahun silam.
Bukan hanya membawa beberapa orang dan saudara yang kurang
mampu untuk tinggal di rumah, Abah juga kerap kali memberi bantuan kepada
banyak orang, menyayangi anak yatim, walaupun kami pun tidak memiliki harta
berlebihan. Bahkan, jika buah-buahan yang Abah tanam di pekarangan telah ranum,
Abah selalu sibuk menyuruh kami untuk
memberi buah-buahan tersebut kepada para tetangga. Saya kadang berfikir mungkin
hal itu juga yang menjadikan buah-buah di pekarangan rumah hampir tiap tahun
berbuah banyak. Lillahi ta’ala Abah berikan, maka berkah Allah yang akhirnya
tiba.
Itulah pelajaran dari
Abah yang saya ingat sampai sekarang, walaupun kini Abah telah tiada. Action
orang tua adalah pelajaran yang anak ingat lama dalam hidupnya.
Semakin beranjak usia, saya kerap kali bertemu dengan
orang-orang yang mengaku tersesat di jalan. Saya ingat sekali adalah
seorang ibu yang berwajah sedih di angkutan umum. Ia bilang ia tersesat dan
ingin pulang ke Jawa Tengah tapi tidak memiliki uang untuk ongkos pulang.
Begitu pula dengan seorang Bapak yang saya temui di masjid dekat rumah Ibu
saya, Ia ingin pulang ke Papua tapi tidak punya uang.
Kejadian-kejadian itu yang kadang di batin saya bergelut
antara memberi atau tidak. Berbagi atau hanya untuk saya sendiri. Saya tengok uang di
dompet tidaklah banyak, kebutuhan-kebutuhan ke depan pun tidak sedikit. Sesaat
di batin ini bertanya, apakah orang yang di hadapan saya ini berkata jujur atau
tidak? Lalu saya ingat sosok Abah saya dan jiwa sosialnya. Saya pun berfikir bumi Allah ini luas, jika saya ada pada posisi mereka bagaimana perasaan saya, mungkin dalam diri ada perasaan antara takut, penat dan bingung menghadapi situasi.
Memberi adalah ketetapan hati untuk memutuskan berbagi sebab
pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak sendiri. Saya sering melihat langit
yang begitu luas, bahwa Allah ini memiliki segalanya, memberi tidak akan
mengubah kita menjadi miskin, burung saja Allah kasih rezeki.
Setelah berumah tangga dan tinggal di Aceh, ujian hidup
tidak seindah kisah putri Cinderella. Saya harus bolak-balik ke Penjara untuk
sebuah urusan yang berkaitan dengan hukum selama 3 tahun lebih. Saat itu saya
sering menjumpai istri-istri narapidana yang mencurahkan hatinya karena setelah
suami mereka di penjara ekonomi mereka menurun drastis, para istri narapida
bingung menjalankan perannya sebagai ibu dan juga sekaligus sebagai pencari nafkah.
Saat itu saya berfikir, perempuan harus punya keahlian. Kita
tidak pernah tahu, jalan nasib membawa kita ke arah mana. Lalu apa yang saya bisa lakukan untuk para
perempuan?
Bantuan Langsung dan Tidak langsung
Ekonomi saya pun sulit saat suami saya harus mendekam di
balik bui. Uang yang saya miliki pun tidak banyak, malah sering tidak mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Alhamdulillahnya saat itu saya diberikan mesin jahit dan
peralatan lainnya oleh lembaga bantuan yang ada di daerah saya. Saya melihat
mesin jahit itu, lalu mengingat tentang apa yang saya fikirkan sebelumnya.
Peran apa yang saya bisa berikan kepada para perempuan, agar ketika mereka mengalami kerasnya kehidupan, mereka punya keahlian yang bisa diandalkan.
Bantuan atau pemberian langsung tidak melulu harus uang,
bisa berupa barang, makanan ataupun keahlian. Akhirnya saya mencoba membuat NEP
(Niyaz Empowering People) yang berdasarkan inisiatif sendiri atas keinginan berbagi di bidang keilmuan yang ceritanya bisa juga dilihat di pstingan-postingan saya sebelumnya. NEP banyak melakukan pelatihan-pelatihan
gratis untuk para perempuan di bidang jahit dan kerajinan tangan.
![]() |
Program pemberian pelatihan jahit dan kerajinan tangan |
Mengenai bantuan tidak langsung saya jadi ingat dengan salah
satu lembaga penyalur bantuan yang bernama Dompet Dhuafa. Bagi saya pribadi,
lembaga ini sangat dekat di hati masyarakat Parung Bogor, di mana ibu saya
sedari dulu tinggal. Dompet Dhuafa mendirikan sekolah bagi anak-anak dhuafa namun berprestasi, juga mendirikan sebuah rumah sakit untuk
masyarakat yang tidak mampu.
Dompet Dhuafa ini
yang bisa menjadi alternatif bagi orang-orang yang tidak bisa memberikan
bantuan langsung kepada para penerima bantuan. Program penyaluran bantuan bagi
para masyarakat begitu sangat terasa.
![]() |
logo dompet dhuafa.org |
Program Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa adalah salah satu lembaga organisasi non profit
yang menyalurkan bantuan zakat, infak, sedekah, wakaf, dan donasi.
Cara penyaluran, penghitungan, sampai laporan ZISWAF (Zakat
Infak Sedekah Wakaf) dan donasi begitu jelas untuk para donatur. Selain itu
program-program Dompet Dhuafa semakin banyak ragam dan sasaran para penerima
donatur. Awalnya program yang paling melekat di ingatan masyarakat dekat rumah
ibu saya di Parung Bogor, adalah program pendidikan
dan juga kesehatan. Namun saat ini program-program yang dibuat oleh Dompet
Dhuafa begitu beragam dan tepat sasaran.
Secara garis besar Dompet Duafa memiliki program di bidang
kesehatan, pendidikan, ekonomi, pengembangan sosial, dan advokasi. Dari kelima
program besar itu memiliki turunan program-program lain yang bertujuan untuk
membantu dan memberdayakan masyarakat sesuai dengan penggambaran Dompet Dhuafa
sebagai 'Non Profit Organization for Global Empowerment'.
Saat ini donatur juga diberikan kemudahan untuk menyerahkan donasi ke Dompet Dhuafa baik itu secara tunai maupun non tunai. Bantuan donasi tunai dapat disalurkan melalui kantor, konter, dan gerai-gerai Dompet Dhuafa. Sedangkan untuk donatur yang memiliki banyak kesibukan bisa melalui teller bank, ATM, mesin EDC, auto debet, i-banking dan SMS banking. Cukup mudah bukan?
Layanan ZISWAF dan
donasi dapat kita akses lebih mudah melalu website Dompet Dhuafa.
Kita Memberi Sejatinya Kita Memiliki
Banyak orang berfikir bahwa sebelum memberi sesuatu untuk
orang lain kita harus memiliki banyak harta dan banyak hal yang ingin kita sumbangkan.
Padahal, bagi saya untuk memberi kita tidak harus berfikir panjang sebab
sejatinya apa yang kita miliki bukanlah milik kita seutuhnya. Ada hak orang yang
membutuhkan di sana. Harta, Ilmu dan apapun yang ada di diri kita adalah milik
Allah seutuhnya.
Ketika kita benar-benar faham tentang konsep tersebut dan setelah kita berbagi dengan ikhlas, maka apa
yang kita bagi itu telah seutuhnya menjadi milik kita keberkahannya,
kebermanfaatanya, dan kebersyukurannya. Yang kita beri adalah yang sejatinya
kita miliki.
Saya juga percaya kepada lingkaran kebaikan. Sesuatu yang
kita beri untuk orang lain, suatu saat kebaikannya akan kembali kepada kita
dalam bentuk yang beragam. Tidak melulu harus materi dan uang, bisa juga
kesehatan, keberkahan dan keharmonisan hidup, dijauhkan dari bencana dan lain
sebagainya. Berniaga yang paling baik adalah berniaga dengan Allah. Allah tidak
akan membuat ummatnya kecewa karena memberi, asal hati ummatnya dipenuhi
keikhlasan.
“Hai
orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya dengan harta dan jiwamu, itulah
yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya. Niscaya Allah akan mengampuni
dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di surga ‘Adn.
Itulah keberuntungan yang besar.” (QS. ash-Shaff: 10-12).
Dalam kaitannya dengan pengalaman hidup yang penuh lika-liku
ini, memberi dan berbagi banyak menuai hikmah, persahabatan, juga keberkahan
yang nikmatnya terlalu banyak jika kita harus sebutkan satu persatu. Hal yang
perlu kita lakukan adalah meyakinkan diri kita untuk #JanganTakutBerbagi .
***
“Tulisan ini
diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan
oleh Dompet Dhuafa”
Cerita teh Nia luar biasa, di saat ditimpa musibah karena suami masuk penjara, tapi teh Nia mampu bertahan dan memberikan manfaat buat orang lain dengan melatih para ibu2 menjahit. Luar biasa, salut deh.
ReplyDeletethank ya Yel untuk apresiasinya :)
Delete